Alay
Setelah gua ngeliat tweet favorrites gua, yang isinya tweet gua sendiri. Dan tweet tweet mention-mentionan ama temen-temen gua, gua menyadari gua pernah alay! Tapi, mungkin kalo dibilang alay kalian pasti berfikiran gua nulis kea anak alay kebanyakan yang nulis dengan huruf BeSaR kEcIl dan P4k3 @n9k4 4n9k@@n pusing gini. Ga. Gua cuma nulis layaknya anak alay standar menengah keatas yang menerjemahkan gak menjadi gx, gua jadi gw, aku jadi q, dll. Dan lagi, nama Twitter gua dulu sangat ga etis. @rizkie_gantenk *muntah*
Meski di SMP gua ga pernah bergaya alay dan ga pernah foto dengan jari tengah telunjuk dimulut. karena gua emang benci yang namanya difoto *ciri-ciri orang yang menyadari dirinya jelek* kecuali buat foto resmi begitu. Itu juga masang senyum palsu. ._. Jadi susah buat gua masang profile picture Facebook, Ava Twitter, apalagi ngeupload foto di Facebook.
Tapi, sekarang gua berubah 180 derajat jadi benci banget yang namanya alay. Dan gua baru tau istilah buat gaya gua dulu alay setelah gua beranjak naik kelas ke kelas 9. *just info, alaynya gua kelas 8* Dan gua tau kata-kata Raditya Dika bahwa alay adalah proses menuju kedewasaan. Dan gua menyadari apa artinya kita pernah ngalamin alay. Kita merasa jadi lebih dewasa. Kenapa jadi lebih dewasa, karena kita jadi bisa bedain mana yang namanya baik mana yang buruk. Kita tau kalo alay itu buruk karena membuat mata katarak. Itu sangat berdosa. Selain itu alay bisa mempengaruhi kita di pelajaran Bahasa indonesia karena kita diwajibkan make EYD (Ejaan Yang Diasoykan Disempurnakan) di pelajaran B.Indonesia. Dan dilarang keras bagi kita para siswa untuk menggunakan angka di Bahasa Indonesia. Jadi, gua tobat dan menjadi seorang PORA (Pembenci ORang Alay) karenanya.
Kalau kalian nanya kenapa gua alay, serius gua ga bisa jawab karena gua alay mungkin ga ada sejarahnya. Karena pengaruh pergaulan aja. Mungkin sekian dulu postingan gua kali ini.
Ada setan ada nasi,
Sekian dan Terima kasih
Komentar
Posting Komentar