Puisi oleh QyManKa

Apa mimpiku harus bergantung padamu?
Aku muak dengan semua ini!
Cukup! Cukup!! Lepaskan!!!
Apa aku harus pergi ke pasar belok ke pantai?

Berlari terseok, tertatih
Hingga bulir darah bercampur dalam kasarnya pasir
Aku terhempas ganasnya angin senja
Lalu tenggelam dalam buih kelam samudra

Mengapa!? Mengapa harus begini?
Kegelapan ini menjerat kepedihan yang meronta
Sudah! Letalkan saja ingatanku
Tak usah menjadi carier untuk membawa kembali kenangan itu
Tak usah mendominasi permainan ini, sayang

Panasnya temperatur yang kurasakan,
Telah memperpendek jalannya kisah kita(
λ)
Hingga kita dipertemukan dalam radiasi benda hitam
Habis. Terserap.

Hingga akhirnya aku hanya bisa mengumpulkan bulir air
Hasil kondensasi uap
Yang berkumpul menjadi alam kelabu
Melesit bagai tiga kali sepuluh pangkat delapan (c)

Ini terasa sakit,
Karena rinduku tak terbendung
Layaknya deret pi yang tak berujung
Yang bahkan profesor saja tak tahu dimana ujungnya


     Tertanda,
3 Pujangga pengharap hilangnya kehampaan (dan 1 penghapus & adiknya yang dominan, serta 1 pendengar) yang tersambung oleh ikatan batin yang terhubung dalam keluarga XII IPA 1

Komentar

  1. HAHAHAHAHA NGAKAK BANGET PAS BAGIAN "MELESIT BAGAI TIGA KALI SEPULUH PANGKAT DELAPAN"!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer