Malin yang tertukar

     Niat mau bikin film tapi pasti gak ada tipi yang mau nayangin film gua nih. lebih baik gua tulis dulu ceritanya di Blog biar pada tau. Enjoy it. Tapi sebelumnya, mohon maaf kepada orang padang (termasuk gue) karena gua membelokkan legenda sedikit.

"Malin yang tertukar"

               Pada suatu masa dimana Malin Kundang lahir, juga ikut lahir seekor anak dari sebuah keluarga kaya dengan nama Malin Rendang. Malin Rendang memang memiliki perilaku tidak baik. Yaitu tidak mengakui orang tua orang lain sebagai orang tuanya (ini perlu diingat karena berpengaruh besar diakhir cerita).Dia juga memiliki bekas luka di tangan kirinya karena tertimpa durian runtuh. Gua yakin lu semua tau cerita hidup Malin Kundang. Gua tau jawaban beberapa dari lu adalah nggak tau. Dan jawaban gua adalah, WHAT!? Legenda dari negara sendiri gak tau? Yaudeh. Gua ceritain dikit tentang Malin Kundang.

               Malin Kundang adalah seorang anak dari seorang ibu yang tinggal di daerah pesisir pantai. Dia dari keluarga tak mampu. Karena itu ayahnya pergi ke negeri seberang untuk mencari nafkah. Sewaktu Malin Kundang masih kecil, tangan kanannya lecet atau terluka  karena apalah gua lupa. Kemudian sudah besar, Malin Kundang mengikuti jejak ayahnya yang pergi ke negeri seberang. Dia menumpang di sebuah kapal dagang yang pemiliknya adalah orang yang sudah sukses. Di kapal, Malin kundang diajarkan ilmu pelayaran oleh salah satu anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Tapi, ditengah perjalanan kapal mereka dihadang sekelompok bajak laut. Beberapa awak kapal bahkan terbunuh. Untungnya Malin Kundang selamat karena setelah dia tahu akan datangnya serangan tersebut, dia bersembunyi di dalam kotak kayu. Tak berapa lama, kapal yang ditumpangi Malin Kundang itu mendarat disebuah daratan yang subur. Sama seperti kampung halamannya. Tetapi lebih besar. (disinilah gua merubah jalur ceritanya) Di negeri inilah Malin Rendang tinggal dan besar. Malin Kundang yang sudah terseok-seok jalannya akibat ketakutan dan kelaparan. Dia sampai ke sebuah rumah penduduk yang terlihat sederhana diantara rumah-rumah mewah disana. Dia menceritakan perjalanannya kesana. Akhirnya Malin Kundang diberikan makanan dan tempat tidur. ternyata orang yang memberikan Malin tempat singgah dan makanan itu adalah seorang pembantu dari Malin Rendang.

               Keesokan harinya pembantu itu menceritakan tentang kedatangan Malin Kundang kepada teman-temannya.Berita akan kedatangan Malin Kundang menyebar dengan sangat cepat. Akhirnya berita itu sampai ke kuping Malin Rendang. Malin Rendang pun meminta si penolong Malin Kundang untuk membawanya ke hadapannya. Setelah mengetahui alasan Malin Kundang datang ke negeri itu, dan Malin Kundang menceritakan tentang kampung halamannya yang tak kalah subur dengan pulau ini, akhirnya Malin Rendang, yang sudah beristri saat itu, berniat pergi ke kampung halaman Malin Kundang. Dia menyuruh Malin Kundang sebagai penunjuk jalan dengan gaji 100 US $ (Dulu 1$ 3000) setelah sampai ke kampung halaman si Malin Kundang. Ditengah jalan, Malin Kundang teringat akan janjinya kebada ibunya bahwa ia tak akan pulang sebelum sukses. Malin K.(Repot kalo make Kundang sama Rendang terus. Gini aja ya) akhirnya berccerita ke Malin R. Malin R. akhirnya memberikan salah satu kapalnya kepada Malin K. agar Malin K. dianggap sukses. Akhirnya diantarlah Malin R. oleh Malin K. ke kampung halamannya. Setelah sampai, ibu Malin K. yang mengetahui akan kedatangannya Malin K. menunggu di pantai. Dia menyangka bahwa Malin R. adalah anaknya karena mereka berdua mirip dan ibu Malin K. memiliki ingatan yang kurang kuat. Jadi dia tidak ingat dengan jelas apakah bekas luka Malin K. berada di tangan kiri atau kanan. Tapi, karena dia melihat yang sedang berdiri di atas kapal memiliki luka di tangan kiri, dia akhirnya mengklaim bahwa Malin R. adalah anaknya. Inilah dialog antara mereka berempat(Malin K., Malin R., Ibu Malin, Istri Malin R. yang bernama Tunjang) :

Malin K. : Ibu! Ini aku Malin bu, aku sudah sukses sekarang.
Ibu Malin: Tidak! Kau bukan anakku! Anakku memiliki bekas luka di tangan kirinya. Kurasa...
Malin K. : Tapi aku serius ibu. Akulah anakmu. Lagipula, bekas luka anakmu Malin ada di tangan kanan.
Ibu Malin: TIDAK! Seingatku anakku memiliki luka di tangan kirinya.
Malin R. : Dia benar wahai ibu, engkau bukanlah ibuku! Kau adalah ibunya [menunjuk Malin K.]
Ibu Malin: Tidak! kau lah anakku
Tunjang  : Ih... Jadi ibu kok nyolot banget sih lu. Dikata apa sama cowo gue gak percaya. (anak gaul)
Ibu Malin: Eh, lu pikir lu siapa? Kalo anak gue punya istri kayak lu, gua gak ikhlas!
Malin R. : Dia benar ibu. Kau bukan ibuku. tapi ibunya.
[penduduk berteriak-teriak meyakinkan ibu Malin bahwa Malin K. adalah anaknya]
Ibu Malin: Diam kalian! kau tidak mengenal anakku!
Malin R. : Yasudah kalau ibu tidak percaya aku akan kembali ke pulauku.
Malin K. : Ya, aku ikut bersamamu Malin R. dia ibu durhaka! Tidak mengakui anaknya sendiri.
[kapal menjauhi dermaga]
Ibu Malin: [Nangis darah] Kaulah yang durhaka Malin! kau tidak mengakui ibumu sendiri [kapal semakin menjauh] Kukutuk kau jadi batu anakku yang asli!
JEGER!!! [Suara halilintar dan awan mendung bersahut-sahutan di atas kapal Malin K.]
Malin K. : Tidaaakkk!!! [bersujud] [menjadi batu]
Ibu Malin : ... [diam sejenak] Jadi kau memang benar-benar anakku yang asli? [kembali kerumah] [galau]
Malin R. : [Teriak dari kapal make toa musholla (?)] LU GAK PERCAYA SIH BU!!!
Begitulah akhir dari kisah Malin yang tertukar. Gua tau ceritanya agak aneh dan miris. Tapi kalau ada tipi yang mau nayangin nih film, akan gua bagusin deh. Insya allah MNCTV mau nerima... Biasa kan mereka cerita legenda gitu mau.
                                                                 -TAMAT-

Komentar

Postingan Populer