Rahasia dibalik vespa
Ini berdasarkan kata-kata di postingan sebelumnya. Gua pernah bikin cerita dan menang juara 2. Tanpa basah-basah (maksudnya basa-basi) lagi, ini dia ceritanya:
“Selamat pagi anak-anak…!” seru bapak Rosli.“Selamat pagi pak…!” balas anak-anak. Suasana kelas yang tadinya hiruk-pikuk dan sedikit tegang mulai ceria. Tentu saja karena Pak Rosli sebagai guru kesenian kami adalah guru yang sangat dekat dengan anak-anak. Rasa Penat seusai upacara yang disambung dengan pelajaran Matematik yang membuat suasana kelas tegang, akhirnya suasana yang tegang dicairkan oleh Pak Rosli yang mengajar di bidang kesenian walaupun Pak Rosli terkenal Tegas bila anak murid bertindak gaduh,anak-anak tetap menyayangi Pak Rosli. Walaupun pelajaran kesenian berlangsung agak riuh tapi semua anak tetap tekun dengan pelajaran kesenian yang sebenarnya agak rumit dimengerti melebihi Matematik. Tapi anak-anak lebih menyukai pelajaran Kesenian dari gurunya yang Periang. Canda Pak Rosli yang Cerdas juga menjadi daya tarik anak-anak untuk menekuni pelajaran kesenian dengan tekun. Juga karena Pak Rosli tetap tegas bila ada anak murid yang bercanda berlebihan. Seperti tadi pagi misalnya, Ical ditegur oleh Pak Rosli karena bercanda dengan Vira. Minggu lalu juga Fathan ditegur akibat tertidur dikelas. Akhirnya tanda bel istirahat berbunyi. Beberapa anak merasa enggan meninggalkan pelajaran kesenian saking senangnya dengan pelajaran tersebut. Aku termenung mengingat bagaimana aku bisa dekat dengan Pak Rosli. Saat itu aku sedang bercanda dengan Fadhil dipelataran masjid kami. Tiba-tiba Fadhil mendorong sikutku dengan agak keras dan aku terlempar ke tangga dan ketika wajahku hamper mencium tanah pelataran masjid yang masih agak becek akibat hujan deras kemarin, ternyata aku diselamatkan oleh Pak Rosli yang bertumpu dengan Kaki kanannya yang kelihatan kuat. Akhirnya aku dibawa ke ruang UKS dan Fadhil dibawa ke ruang BK dan dia mendapat sanksi harus menulis kata ‘aku tidak akan menjahili temanku lagi’ sebanyak 5 halaman dan meminta maaf kepada teman-teman yang dulu sering dijahilinya. Termasuk aku yang merupakan kawan dekatnya. Di UKS aku ditemani oleh Pak Rosli dan diobati oleh Fathia yang ikut PMR. Ketika mendengar bagaimana kejadiannya dari Pak Rosli,dia mengobatiku dengan sambil mengoceh tentang bagaimana aku harus kuat. Ternyata lukaku cukup parah dan sampai sekarang bekas luka itu masih ada di lututku. Tiba-tiba perutku terasa Mulas. Mungkin gara-gara aku makan terlalu banyak tadi pagi. Ketika aku di toilet ternyata didalamnya ada Pak Rosli tepat ketika bel masuk berbunyi Pak Rosli keluar dari toilet dan menatapku dengan pandangannya yang khas. Aku membalas senyum Pak Rosli kemudian masuk ke toilet tanpa berkata sepatah katapun. Ketika aku menutup pintu aku melihat sesuatu di kaki kanan Pak Rosli yang terlihat hitam legam. Ketika menyadari aku melihat ‘benda’ itu Pak Rosli segera menurunkan celananya. Aku tidak memedulikannya karena aku sudah tak tahan lagi. Akhirnya aku terkena marah oleh Bu Ranti yang mengajari Pkn akibat terlambat masuk kelas. Setelah aku menjelaskan kenapa aku terlambat, akhirnya aku diperbolehkan duduk. Pulang sekolah aku disuruh membantu Bu Ratna yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia untuk membawakan buku latihan bahasa Indonesia teman-teman karena Bu Ratna belum selesai memeriksa buku latihan itu. Begitulah yang aku lakukan sebagai Ketua Kelas. Ketika aku melewati papan yang berisi tanggal lahir guru, aku merasa tertarik. Aku melihat tanggal lahir Pak Rosli yakni tanggal 25 November 1968 bertepatan dengan hari guru. Yakni 2 hari lagi. Esok harinya sebelum bel masuk akau mengumpulkan teman-teman untuk merayakan ulang tahun Pak Rosli yang sebenarnya Wali Kelas 8-2 yaitu kelas kami. Besok bertepatan dengan adanya pelajaran Pak Rosli di jam pertama. Akhirnya saat pulang sekolah kami mempersiapkan untuk ulang tahun Pak Rosli. Aku, Fadhil, Fathia, dan Ardhi menghias kelas sedangkan Vira,fathan dan Ical membeli kue. Aku memberi usul untuk membuat tulisan di selembar kain besar berisi tulisan ‘Happy Birthday My Favorite Teacher’ dengan Pilox yang berwarna Biru yang merupakan warna kesukaan Pak Rosli. Esoknya ternyata ada Upacara Hari Guru yang dibuat oleh kakak OSIS kami walaupun aku OSIS tapi kemarin aku tidak ikut rapat karena aku dan teman-temanku sibuk mempersiapkan untuk ulang tahun Pak Rosli. Kami melihat Pak Rosli memiliki senyum paling lebar diantara guru-guru pasti karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Seusai upacara kami masuk kelas dengan terburu-buru. Kami berencana akan merayakan Ulang Tahun Pak Rosli seusai bel Pertama. Saat masuk Pak Rosli terlihat agak murung karena merasa anak muridnya tidak mengingat ulang tahunnya. Kami belajar kurang serius akibat rencana itu. Akhirnya bel pertama berbunyi,Vira segera izin ke kamar mandi kemudian Fadhil dan aku segera ke belakang kelas untuk menyiapkan spanduk yang kami buat. Tiba tiba terdengar bunyi terompet yang dibunyikan oleh Ical dengan keras. Kemudian disusul dengan kertas warna-warni yang jautuh dari langit langit kelas yang dibuat oleh Fathan. Dan pintu dibuka oleh Ardhi dan Vira masuk membawa kue dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Pak Rosli yang berwajah murung akhirnya kembali riang. Kami membawa Pak Rosli ke tempat parkir motor dan disana terlihat sebuah Vespa yang walaupun butut tetapi kami mengecatnya berwarna nyentrik. Itulah hadiah dari kami untuk Pak Rosli. Karena kami melihat motor Vespa Pak Rosli sudah usang dan tidak layak pakai. Ketika aku pulang aku menceritakan tentang Hari Ulang Tahun Pak Rosli.Mama menceritakan kemarin Pak Rosli dating ke klinik Mama. Mama memang membuka klinik herbal spesial diabetes dan penyakit Degeneratif. Ternyata Pak Rosli menderita penyakit diabetes dimana sebelah kakinya sudah diamputasi. Dia memakai Tongkat kayu untuk menahan kaki kanannya yang ternyata adalah kaki palsu. Sontak, aku meloncat kaget. Ketika esoknya aku Tanya ke guru-guru katanya Pak Rosli tidak masuk tanpa kabar. Aku meminta alamat rumah Pak Rosli. Pulang sekolah aku langsung pergi ke rumah Pak Rosli bersama Vira dan Fadhil. Disana suasana sangat sunyi-senyap. Ketika aku bertanya kepada warga sekitar ternyata itu memang benar rumah Pak Rosli dan Pak Rosli sedang dibawa ke RS.Cipto Mangunkusumo akibat penyakit Diabetes yang dideritanya. Ternyata mama benar, pikirku dalam hati. Akhirnya keluarga Pak Rosli kembali dengan mobil ambulans. Seorang perempuan tampak membuka pintu rumah Pak Rosli dan dari dalam ambulans dibawalah peti. Saat kami tanya kepada perempuan itu, dia tidak mau menjawab. Ketika Fadhil memaksa akhirnya dia menjawab bahwa itu adalah peti yang berisi Alm.Pak Rosli. Kami bertiga terdiam, menunduk dan tanpa dikomando kami menangis kencang disaat yang sama. Ternyata minggu kemarin adalah minggu-minggu terakhir kami bersama Pak Rosli. Kata Perempuan itu yang ternyata anak Pak Rosli mengatakan bahwa Pak Rosli menderita penyakit Diabetes dan kakinya sudah diamputasi. Esok harinya karena hari minggu kami libur dan kami mengantar jenazah Pak Rosli ke TPU terdekat. Kami tak bisa berkata sepatah kata pun. Air mata berlinang melewati pipi kami dan membasahi makam Pak Rosli. Kami mengenang masa-masa dahulu kami bersenang-senang bagaimana Pak Rosli mengajari kami dengan tulus dan kami mendengarkan dengan antusias sekarang masa-masa itu sudah tidak akan terulang lagi, karena Pak Rosli sudah mendahului kami ke dunia sana. Keesokan harinya guru kesenian pun diganti oleh seseorang yang mirip dengan Pak Rosli yang bernama Pak Isrol.
*ngapus air mata* Gua tau ini cerita panjang. tapi cerita ini bener-bener buat hati kita tersentuh. Itu yang dibilang guru gua yang jadi juri dalem lomba itu. Itu kalo dia jujur. Tapi, please baca. Ini 6 halaman full tulisan tanpa gambar gua tulis di A4 dan dalam font 14. Please appreciate my hard work guys. gua nulis cerita ini semalem suntuk. Gua tau kalian gak percaya untuk anak kecil seumuran gua.(waktu itu kelas 2 SMP) bisa nulis cerita serius kayak gini dan menang bawa uang 200 ribu rupiah sebagai hadiah dari juara 2 gua itu. Gua gak dapet piala atau medali tapi dapet uang segitu WAW banget buat gua. hehehehe... Sekali lagi gua tekenin, tolong baca cerita gua yang ini. please!!! PLEAAASSSEEE BANGET!!! makasih... :D
“Selamat pagi anak-anak…!” seru bapak Rosli.“Selamat pagi pak…!” balas anak-anak. Suasana kelas yang tadinya hiruk-pikuk dan sedikit tegang mulai ceria. Tentu saja karena Pak Rosli sebagai guru kesenian kami adalah guru yang sangat dekat dengan anak-anak. Rasa Penat seusai upacara yang disambung dengan pelajaran Matematik yang membuat suasana kelas tegang, akhirnya suasana yang tegang dicairkan oleh Pak Rosli yang mengajar di bidang kesenian walaupun Pak Rosli terkenal Tegas bila anak murid bertindak gaduh,anak-anak tetap menyayangi Pak Rosli. Walaupun pelajaran kesenian berlangsung agak riuh tapi semua anak tetap tekun dengan pelajaran kesenian yang sebenarnya agak rumit dimengerti melebihi Matematik. Tapi anak-anak lebih menyukai pelajaran Kesenian dari gurunya yang Periang. Canda Pak Rosli yang Cerdas juga menjadi daya tarik anak-anak untuk menekuni pelajaran kesenian dengan tekun. Juga karena Pak Rosli tetap tegas bila ada anak murid yang bercanda berlebihan. Seperti tadi pagi misalnya, Ical ditegur oleh Pak Rosli karena bercanda dengan Vira. Minggu lalu juga Fathan ditegur akibat tertidur dikelas. Akhirnya tanda bel istirahat berbunyi. Beberapa anak merasa enggan meninggalkan pelajaran kesenian saking senangnya dengan pelajaran tersebut. Aku termenung mengingat bagaimana aku bisa dekat dengan Pak Rosli. Saat itu aku sedang bercanda dengan Fadhil dipelataran masjid kami. Tiba-tiba Fadhil mendorong sikutku dengan agak keras dan aku terlempar ke tangga dan ketika wajahku hamper mencium tanah pelataran masjid yang masih agak becek akibat hujan deras kemarin, ternyata aku diselamatkan oleh Pak Rosli yang bertumpu dengan Kaki kanannya yang kelihatan kuat. Akhirnya aku dibawa ke ruang UKS dan Fadhil dibawa ke ruang BK dan dia mendapat sanksi harus menulis kata ‘aku tidak akan menjahili temanku lagi’ sebanyak 5 halaman dan meminta maaf kepada teman-teman yang dulu sering dijahilinya. Termasuk aku yang merupakan kawan dekatnya. Di UKS aku ditemani oleh Pak Rosli dan diobati oleh Fathia yang ikut PMR. Ketika mendengar bagaimana kejadiannya dari Pak Rosli,dia mengobatiku dengan sambil mengoceh tentang bagaimana aku harus kuat. Ternyata lukaku cukup parah dan sampai sekarang bekas luka itu masih ada di lututku. Tiba-tiba perutku terasa Mulas. Mungkin gara-gara aku makan terlalu banyak tadi pagi. Ketika aku di toilet ternyata didalamnya ada Pak Rosli tepat ketika bel masuk berbunyi Pak Rosli keluar dari toilet dan menatapku dengan pandangannya yang khas. Aku membalas senyum Pak Rosli kemudian masuk ke toilet tanpa berkata sepatah katapun. Ketika aku menutup pintu aku melihat sesuatu di kaki kanan Pak Rosli yang terlihat hitam legam. Ketika menyadari aku melihat ‘benda’ itu Pak Rosli segera menurunkan celananya. Aku tidak memedulikannya karena aku sudah tak tahan lagi. Akhirnya aku terkena marah oleh Bu Ranti yang mengajari Pkn akibat terlambat masuk kelas. Setelah aku menjelaskan kenapa aku terlambat, akhirnya aku diperbolehkan duduk. Pulang sekolah aku disuruh membantu Bu Ratna yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia untuk membawakan buku latihan bahasa Indonesia teman-teman karena Bu Ratna belum selesai memeriksa buku latihan itu. Begitulah yang aku lakukan sebagai Ketua Kelas. Ketika aku melewati papan yang berisi tanggal lahir guru, aku merasa tertarik. Aku melihat tanggal lahir Pak Rosli yakni tanggal 25 November 1968 bertepatan dengan hari guru. Yakni 2 hari lagi. Esok harinya sebelum bel masuk akau mengumpulkan teman-teman untuk merayakan ulang tahun Pak Rosli yang sebenarnya Wali Kelas 8-2 yaitu kelas kami. Besok bertepatan dengan adanya pelajaran Pak Rosli di jam pertama. Akhirnya saat pulang sekolah kami mempersiapkan untuk ulang tahun Pak Rosli. Aku, Fadhil, Fathia, dan Ardhi menghias kelas sedangkan Vira,fathan dan Ical membeli kue. Aku memberi usul untuk membuat tulisan di selembar kain besar berisi tulisan ‘Happy Birthday My Favorite Teacher’ dengan Pilox yang berwarna Biru yang merupakan warna kesukaan Pak Rosli. Esoknya ternyata ada Upacara Hari Guru yang dibuat oleh kakak OSIS kami walaupun aku OSIS tapi kemarin aku tidak ikut rapat karena aku dan teman-temanku sibuk mempersiapkan untuk ulang tahun Pak Rosli. Kami melihat Pak Rosli memiliki senyum paling lebar diantara guru-guru pasti karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Seusai upacara kami masuk kelas dengan terburu-buru. Kami berencana akan merayakan Ulang Tahun Pak Rosli seusai bel Pertama. Saat masuk Pak Rosli terlihat agak murung karena merasa anak muridnya tidak mengingat ulang tahunnya. Kami belajar kurang serius akibat rencana itu. Akhirnya bel pertama berbunyi,Vira segera izin ke kamar mandi kemudian Fadhil dan aku segera ke belakang kelas untuk menyiapkan spanduk yang kami buat. Tiba tiba terdengar bunyi terompet yang dibunyikan oleh Ical dengan keras. Kemudian disusul dengan kertas warna-warni yang jautuh dari langit langit kelas yang dibuat oleh Fathan. Dan pintu dibuka oleh Ardhi dan Vira masuk membawa kue dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Pak Rosli yang berwajah murung akhirnya kembali riang. Kami membawa Pak Rosli ke tempat parkir motor dan disana terlihat sebuah Vespa yang walaupun butut tetapi kami mengecatnya berwarna nyentrik. Itulah hadiah dari kami untuk Pak Rosli. Karena kami melihat motor Vespa Pak Rosli sudah usang dan tidak layak pakai. Ketika aku pulang aku menceritakan tentang Hari Ulang Tahun Pak Rosli.Mama menceritakan kemarin Pak Rosli dating ke klinik Mama. Mama memang membuka klinik herbal spesial diabetes dan penyakit Degeneratif. Ternyata Pak Rosli menderita penyakit diabetes dimana sebelah kakinya sudah diamputasi. Dia memakai Tongkat kayu untuk menahan kaki kanannya yang ternyata adalah kaki palsu. Sontak, aku meloncat kaget. Ketika esoknya aku Tanya ke guru-guru katanya Pak Rosli tidak masuk tanpa kabar. Aku meminta alamat rumah Pak Rosli. Pulang sekolah aku langsung pergi ke rumah Pak Rosli bersama Vira dan Fadhil. Disana suasana sangat sunyi-senyap. Ketika aku bertanya kepada warga sekitar ternyata itu memang benar rumah Pak Rosli dan Pak Rosli sedang dibawa ke RS.Cipto Mangunkusumo akibat penyakit Diabetes yang dideritanya. Ternyata mama benar, pikirku dalam hati. Akhirnya keluarga Pak Rosli kembali dengan mobil ambulans. Seorang perempuan tampak membuka pintu rumah Pak Rosli dan dari dalam ambulans dibawalah peti. Saat kami tanya kepada perempuan itu, dia tidak mau menjawab. Ketika Fadhil memaksa akhirnya dia menjawab bahwa itu adalah peti yang berisi Alm.Pak Rosli. Kami bertiga terdiam, menunduk dan tanpa dikomando kami menangis kencang disaat yang sama. Ternyata minggu kemarin adalah minggu-minggu terakhir kami bersama Pak Rosli. Kata Perempuan itu yang ternyata anak Pak Rosli mengatakan bahwa Pak Rosli menderita penyakit Diabetes dan kakinya sudah diamputasi. Esok harinya karena hari minggu kami libur dan kami mengantar jenazah Pak Rosli ke TPU terdekat. Kami tak bisa berkata sepatah kata pun. Air mata berlinang melewati pipi kami dan membasahi makam Pak Rosli. Kami mengenang masa-masa dahulu kami bersenang-senang bagaimana Pak Rosli mengajari kami dengan tulus dan kami mendengarkan dengan antusias sekarang masa-masa itu sudah tidak akan terulang lagi, karena Pak Rosli sudah mendahului kami ke dunia sana. Keesokan harinya guru kesenian pun diganti oleh seseorang yang mirip dengan Pak Rosli yang bernama Pak Isrol.
*ngapus air mata* Gua tau ini cerita panjang. tapi cerita ini bener-bener buat hati kita tersentuh. Itu yang dibilang guru gua yang jadi juri dalem lomba itu. Itu kalo dia jujur. Tapi, please baca. Ini 6 halaman full tulisan tanpa gambar gua tulis di A4 dan dalam font 14. Please appreciate my hard work guys. gua nulis cerita ini semalem suntuk. Gua tau kalian gak percaya untuk anak kecil seumuran gua.(waktu itu kelas 2 SMP) bisa nulis cerita serius kayak gini dan menang bawa uang 200 ribu rupiah sebagai hadiah dari juara 2 gua itu. Gua gak dapet piala atau medali tapi dapet uang segitu WAW banget buat gua. hehehehe... Sekali lagi gua tekenin, tolong baca cerita gua yang ini. please!!! PLEAAASSSEEE BANGET!!! makasih... :D
Komentar
Posting Komentar